MAHASISWI KKN TIM I UNDIP MANFAATKAN APLIKASI BAWAAN PLAYSTORE AJARKAN UMKM WARUNGPRING MANAJEMEN KEUANGAN

Proses penyampaian materi tentang Pentingnya Manajemen UMKM kepada pelaku UMKM tempe

WarungPring (21/01/2023) – Ketidaktahuan UMKM terhadap manajemen modal usaha, laba rugi, serta masalah keuangan lain membuat UMKM kalah bersaing dalam era globalisasi saat ini. Ada tahap awal memulai pengelolaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ataupun ketika sedang masa pertumbuhan bisnis, bijaksana untuk tetap menjaga biaya atau pengeluaran bisnis tetap serendah mungkin. Mengubah kebiasaan menghabiskan uang untuk berbagai biaya atau pengeluaran yang tidak penting dan tidak relevan bagi tujuan bisnis. Merencanakan anggaran selama periode satu tahun untuk pengeluaran besar seperti sewa, payroll penggajian, pajak, bunga, Harga Pokok Penjualan ( HPP ), utang, utilitas, dan biaya operasional lainnya dapat membantu mengurangi beban keuangan. Hal ini juga akan membantu dalam memastikan posisi arus kas tetap kuat bahkan di waktu bisnis sedang terpuruk.
Melihat kondisi UMKM di desa Warungpring, khususnya pada sektor UMKM tempe dan singkong yang setelah ditilik ternyata hanya mengandalkan filosofi “yang penting ada untungnya” tanpa tahu berapa persis keuntungan yang mereka dapatkan, membuat mahasiswi bernama lengkap Safira Nuril Ulya, Mahasiswi KKN UNDIP ini merasa terusik, apalagi jurusan perkuliahan yang ia ambil adalah Akuntansi dimana prinsip seorang akuntan adalah integritas, objektivitas, kompetensi, kehati-hatian profesional, kerahasiaan, dan perilaku profesional, membuatnya merasa harus membenahi filosofi “yang penting ada untungnya” menjadi “Keuntungan usaha adalah tujuan utama”. Jika sebuah perusahaan memperoleh keuntungan yang tinggi, artinya produk atau jasa yang dihasilkan mendapatkan permintaan yang sangat tinggi dari konsumen. Sebaiknya, jika sebuah usaha belum menghasilkan keuntungan atau malah merugi, artinya produk atau jasa yang dihasilkan belum menarik perhatian dari konsumen.

Pemberian Modul Buku Kas kepada pelaku UMKM sebagai sarana panduan digitalisasi manajemen keuangan UMKM

Dalam program kerja KKN-nya, Dara Manis kelahiran 22 Mei 2001 ini melakukan survey mengenai modal yang dikeluarkan, HPP, gaji karyawan dan biaya operasional pada dua sektor UMKM Desa Warungpring. Hasil yang Didapatkan sungguh diluar dugaan. Aktivitas wawancara yang Ia lakukan terhadap pelaku usaha UMKM ini menghasilkan kesimpulan bahwa mereka tidak pernah menghitung modal, hpp, gaji maupun biaya operasional mereka. Mereka hanya tahu bahwa semisal harga tempe/singkong yang mereka buat, mereka jual dengan harga sesuai  pasaran meskipun terkadang juga pernah rugi. Dari permasalahan inilah, Gadis perantauan asal Kudus ini mulai memikirkan bagaimana cara agar para pelaku UMKM ini bisa mengetahui dengan mudah keuntungan yang mereka dapatkan setelah dikurangi biaya operasional. Akhirnya Ia pun memperoleh ide memanfaatkan Smartphone yang notabene barang ini sudah tentu akrab bagi mereka. Mahasiswi yang akrab disapa Safira ini pun mengajak warga masyarakat Warungpring, khususnya pelaku sektor UMKM tempe dan singkong yang menjadi tempat fokusnya mensosialisasikan programnya. Program yang  Digalakkan memanfaatkan aplikasi gratis bawaan playstore yakni “BUKU KAS”.  Dalam program yang dijalankan, Ia juga menggandeng teman-teman KKN-nya mengajak pelaku sektor UMKM untuk memisahkan laba dengan modal usaha, sehingga uang hasil laba tidak mempengaruhi modal usaha. Dalam sosialisasinya Dia memberikan contoh bagaimana cara menggunakan aplikasi buku kas ini. Aplikasi Buku Kas ini mudah digunakan, mereka hanya tinggal memasukkan data pada template-template yang tersedia mulai modal usaha, pengeluaran, pajak (jika ada), gaji karyawan, dll. Sehingga pada akhirnya akan keluar keuntungan atau laba yang didapatkan dari hasil operasional. Dengan demikian para pelaku sektor UMKM ini akan mengetahui dengan detail laba yang telah mereka dapatkan. Apakah selama ini telah sesuai dengan apa yang mereka harapkan atau tidak. Jangan sampai “Besar Pasak daripada Tiang” Artinya jangan sampai pengeluaran mereka jauh lebih besar daripada laba yang mereka dapatkan. Ia mengajari pemilik UMKM ini dengan sabar dan tekun. Ia merasa masa KKN yang Ia jalani baginya adalah jembatan baginya untuk mengaplikasikan Ilmu yang Ia peroleh selama mengenyam Pendidikan di FEB UNDIP. Besar harapannya, setelah para pelaku UMKM ini mengetahui manajemen keuangan, usaha mereka semakin jaya dan dapat bersaing di era globalisasi.
Posted in Berita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *